TANDA I’ROB ROFA’

Diposting pada

TANDA I'ROB ROFA'

TANDA I’ROB ROFA’

Sistem Madrasah – TANDA I’ROB ROFA’ – Tanda i’rob rofa adalah salah satu konsep penting dalam ilmu tata bahasa Arab, khususnya dalam memahami perubahan akhir kata yang menunjukkan fungsi gramatikalnya dalam kalimat. Dalam bahasa Arab, i’rob atau perubahan akhir kata berfungsi untuk memberikan makna yang tepat sesuai dengan posisi kata tersebut dalam sebuah kalimat. Salah satu tanda i’rob yang sering ditemui adalah rofa, yang menunjukkan bahwa suatu kata berfungsi sebagai subjek atau predikat dalam kalimat. Memahami tanda rofa sangat penting bagi siapa saja yang ingin mendalami bahasa Arab secara lebih mendalam, baik dalam membaca, menulis, maupun berbicara. Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai tanda i’rob rofa, contoh penggunaannya, serta bagaimana tanda ini mempengaruhi struktur kalimat dalam bahasa Arab.

Setelah sebelumnya admin telah membahas tentang Pengertian I’rob dan pembagiannya, Sekarang admin akan membahas Tanda – tanda I’rob Rofa dan Pembagiaanya. Berikut admin bagikan penjelasan lengkap tentang Tanda I’rob Rofa dalam kitab Jurumiyah beserta alasan/dalil/elatnya menurut para Ulama Ilmu Nahwu.

Tanda I’rob Rofa’ Dan Pembagiannya

Ada berapa Tanda I’rob Rofa’? Tanda I’rob Rofa’ ada 4, yaitu

  1. Dhomah, 
  2. Wawu, 
  3. Alif, 
  4. Nun. 

Ciri yang empat ini terbagi dua bagian yaitu : Ashlli
( Dhomah), dan Niyabah ( Wawu, alif, nun).

Dhomah

Dhomah merupakan tanda yang
biasa mewakili i’rob rofa’ atau tanda utama i’rob rofa’, jadi apabila suatu
kata baik itu isim (kata benda) atau fi’il (kata kerja) yang mempunyai harokah
dhomah maka ia pasti dibaca rofa’.
Contoh lafadz : زَيْدٌ

Dhomah menjadi ciri I’rab rofa di dalam empat tempat, yaitu
:

Isim Mufrod

  1. Menurut Lugoh/bahasa : مَا دَلَّ عَلَى مَعْنًى وَاحِدٍ artinya kalimah yang menunjukan makna yang
    satu
  2. Menurut Istilah : مَا لَيْسَ مُثَنًّى وَلَا
    مَجْمُوْعًا وَلَا مُلْحَقًا بِهِمَا وَلَا مِنَ الْاَسْمَاءِ الْخَمْسَةِ

artinya isim yang bukan mutsana (tasniyah), bukan jamak, bukan mulhq jama
dan tasniyah, dan bukan pula dari asmaul khomsah (isim lima). Contoh
هٰذَا كِتَابٌ, زَيْدٌ قَائِمٌ

Lafadz kitabun dan Zaidun adalah isim mufrod yang mempunyai tanda rofa’,
tanda rofa’nya yaitu dengan harokah dhomah.

Apa yang dimaksud
mulhaq tasniyah ? yaitu kalimah tasniyah yang tidak ada kalimah mufrodnya,
contoh
اِثْنَانِ

Apa yang dimaksud mulhaq jama? Yaitu kalimah jama yang tidak
ada kalimah mufrodnya di dalam lafadznya dan di dalam maknanya, contoh
العَالَمِيْنَ

 Jama’ Tasir

Pengertian Jama’ Taksir adalah مَا تَغَيَّرَ عَنْ بِنَاءِ مُفْرَدِهِ artinya kalimah yang berubah dari kalimah mufrod (kalimah
yang menunjukan makna satu). Contoh
رَجُلٌ menjadi رِجَالٌ

Perubahan jama’ taksir dari mufrod ke jama’ ada enam, yaitu “

  • شَكَل

Yaitu perubahan di dalam harokahnya, contoh اَسَدٌ
menjadi
اُسُدٌ

  • النَّقْصُ

Yaitu dikurangi huruf dari kalimah mufrodnya, contoh نِعْمَةٌ menjadi نِعَمٌ

  • زِيَادَة

Yaitu tambahan huruf dari kalimah mufrodnya, contoh صِنْوٌ menjadi صِنْوَانٌ

  • شَكَل نُقُص

Yaitu berubah harokah dan dikurangi huruf mufrodnya, contoh رَسُوْلٌ menjadi رُسُلٌ

  • شَكَل زِيَادَة

Yaitu berubah harokah dan ditambah huruf mufrodnya, contoh رَجُلٌ menjadi رِجَالٌ

  • شَكَل نُقُص مَعَ
    الزِيَادَة

Yaitu berubah harokahnya dan dikurangi huruf dan ditambah huruf yang lain,
contoh
غُلامٌ menjadi غِلْمَانٌ

Jama’ Mu’anas Salim

Mu’anas Salim adalah مَا جُمِعَ بِاٰلِفٍ وَتَاءٍ مَزِيْدَتَيْنِ artinya kalimah yang di jama’kan dengan alif (اَلِف) dan ta (ت ) dan huruf penambah dua-duanya. Contoh مُسْلِمَةٌ menjadi مُسْلِمَاتٌ

Fi’il Mudhore

  1. Menurut Lughot
    المُشَابِهَةُ artinya menyerupai
  2. Menurut Istilah وَهُوَ مَا دَلَّ
    عَلَى حَدَثٍ وَقَعَ فِى الزَّمَانِ يَحْتَمِلُ الحَالَ وَالْاِسْتِقْبَالَ
    artinya suatu pekerjaan  yang menunjukan suatu perbuatan di masa
    sekarang  dan masa yang akan dating.

Syarat fi’il
mudhore yang  tanda rofa’nya dengan
dhomah yaitu tidak dimasuki alif tasniyah, wawu jama’, iya muanatsah
mukhotobah, kosong dari amil nawasib dan amil jawazim.

  • Contoh alif
    tasniyah :
    يَنْصُرَانِ، تَنْصُرَانِ
  • Contoh wawu
    jama’: يَنْصُرُوْنَ، تَنْصُرُوْنَ
  • Contoh iya
    muanatsah mukhotobah : تَنْصُرِيْنَ
  • Contoh mudhore yang dimasuki amil nawasib : اَنْ يَنْصُرَ
  • Contoh mudhore yang dimasuki amil jawazim : لَمْ يَنْصُرْ

Wawu (و)

Wawu (و) merupakan
tanda yang biasa mewakili i’rob rofa’ atau tanda niyabah dari i’rob rofa’, jadi
apabila suatu kata isim (kata benda) yang terdapat huruf wawu maka ia pasti
dibaca rofa’.
Contoh lafadz :
مُسْلِمُوْن

Wawu (و)
menjadi ciri I’rab rofa di dalam dua  tempat, yaitu : jama’ mudzakar salim dan
Asmaul khomsah

Jama’ Mudzakar
Salim

Jama’ Mudzakar
Salim yaitu :

لَفْظٌ دَالٌ عَلَى جَمْعِيَّةٍ بِوَاوٍ وَنُوْنٍ
فِى اٰخِرِه فِى حَالَةِ الرَّفْعِ وَيَاءٍ وَنُوْنٍ فِى اٰخِرِه فِى حَالَتَيِ النَّصْبِ
وَالْجَرِّ

Artinya suatu lafadz yang menunjukan kalimah jama’ dengan memakai huruf
wawu dan nun di akhir ketika rofa’, dan memakai huruf iya dan nun ketika nashob
dan jar (jeer). Contoh
جَاءَ مُسْلِمُوْنَ, رَاَيْتُ مُسْلِمُيْنَ, مَرَرْتُ بِمُسْلِمُيْنَ

Asmaul Khomsah (isim lima)

Asmaul khom sah yaitu : كَلُّ كَلِمَتٍ اٰخِرُهَا حَرْفُ عِلَّةٍ ثُمَّ
تُحَرِّكُهَا بِحَرْكَةٍ تُنَاسِبُهَا

Artinya setiap kalimat yang akhir kalimatnya memakai huruf ilat kemudian
diberi harokah yang sesuai dengan huruf ilat tersebut. Contoh
جَاءَ اَبُوْكَ اَخُوْكَ حَمُوْكَ
فُوْكَ ذُوْمَالٍ
Asal kata nya اَبٌ اَخٌ حَمٌ فُ ذُ

Syarat isim lima menjadi tanda i’rob rofa’nya dengan wawu

  • Harus berbentuk mufrod, tidak boleh tasniyah atau jama’
  • Harus mukabar, tidak boleh di tasghir
  • Harus idhopat, tidak boleh idhopat dengan iya mutakalim

Alif  (اَلِف)

Alif  (اَلِف)
merupakan tanda yang biasa mewakili i’rob rofa’
atau tanda niyabah dari i’rob rofa’, jadi apabila suatu kata isim (kata benda)
yang terdapat huruf alif maka ia pasti dibaca rofa’.
Contoh lafadz : جَاءَ زَيْدَانِ

Isim Tasniyah

Isim tasniyah yaitu : مَا دَالٌ عَلَى اثْنَيْنِ بِاَلِفٍ وَنُوْنٍ فِى اٰخِرِه فِى حَالَةِ الرَّفْعِ
وَيَاءٍ وَنُوْنٍ  فِى حَالَتَيِ النَّصْبِ
وَالْجَرِّ

Artinya suatu kalimah yang menunjukan dua jama’ dengan memakai huruf alif
dan nun di akhir ketika rofa’, dan memakai huruf iya dan nun ketika nashob dan
jar (jeer). Contoh
جَاءَ زَيْدَانِ, رَاَيْتُ زَيْدَيْنِ,
مَرَرْتُ بِزَيْدَيْنِ

Adapun perbedaan antara isim tasniyah dan jama mudzakar salim ketika nashob
dan jar (jeer) yaitu kalau isim tasniyah huruf sebelum huruf iya di fathahkan
dan huruf nunnya di kasrohkan. Adapun jama mudzakar salim huruf sebelum huruf
iya di kasrohkan dan nunnya di fathahkan.

Nun
(
نُوْن)

Nun (نُوْن) merupakan tanda yang biasa mewakili i’rob rofa’ atau
tanda niyabah dari i’rob rofa’, jadi apabila suatu fi’il (kata kerja) yang
terdapat huruf nun maka ia pasti dibaca rofa’.
Contoh lafadz : يَنْصُرَانِ

Nun menjadi tanda / ciri i’rob rofa dalam satu tempat yaitu Afa’lul
Khomsah. Afa’lul Khomsah (fi’il lima) adalah 
setiap fi’il mudhore yang didalamnya terdapat alif tasniyah, wawu jama’,
ya mu’anasah mukhotobah. Contoh
يَفْعَلَانِ يَفْعَلُوْنَ تَفْعَلَانِ تَفْعَلُوْنَ
تَفْعَلِيْنَ