FI’IL MADHI : PENGERTIAN, PEMBAGIAN, DAN CONTOHNYA

Diposting pada

FI'IL MADHI : PENGERTIAN, PEMBAGIAN, DAN CONTOHNYA 
FI’IL MADHI : PENGERTIAN, PEMBAGIAN, DAN CONTOHNYA


Sistem Madrasah – FI’IL MADHI : PENGERTIAN, PEMBAGIAN, DAN CONTOHNYA – Fi’il madhi merupakan salah satu bentuk kata kerja dalam bahasa Arab yang memiliki peranan penting dalam membentuk struktur kalimat. Sebagai bahasa yang kaya akan aturan tata bahasa, memahami fi’il madhi sangatlah esensial, khususnya bagi para pelajar dan pecinta bahasa Arab. Fi’il madhi berfungsi untuk menyatakan perbuatan atau kejadian yang sudah terjadi di masa lalu, sehingga memiliki karakteristik dan aturan tertentu yang membedakannya dengan bentuk fi’il lainnya, seperti fi’il mudhari’ (kata kerja yang menyatakan perbuatan yang sedang atau akan dilakukan).

Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian fi’il madhi secara lebih mendalam, memahami pembagian-pembagiannya berdasarkan aturan bahasa Arab yang baku, serta memberikan beberapa contoh penggunaannya dalam kalimat sehari-hari. Dengan memahami fi’il madhi, diharapkan pembaca dapat memperkaya pemahaman dan kemampuan berbahasa Arab, sekaligus meningkatkan kualitas dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Arab yang baik dan benar.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mendalami bahasa Arab lebih jauh.

FI’IL
MADHI

Menurut ulama Basroh Fi’il terbagi tiga yaitu:
madhi, mudhore, amar. Menurut ulama kufah fi’il terbagi dua yaitu: madhi dan
mudhore. Kenapa menurut ulama Kufah fi’il Amar tidak termasuk pembagian fi’il?
Yaitu 
لِاَنَّ الْاَمْرَ مُشْتَقٌ مِنَ الْمُضَارِعِ artinya
karena fi’il amar terbuat dari fi’il mudhore.

Kenapa fi’il nahyi tidak termasuk pembagian
fi’il? Karena fi’il nahyi menyerupai fi’il mudhore.

Pengertian Fi’il Madhi

Apa ta’rif fi’il madhi itu? Yaitu  وَهُوَ مَا دَلَّ عَلَى حَدَثٍ مَضَى و انْقَضَى  Artinya sesuatu yang
menunjukan suatu Pekerjaan yang sudah lampau. contoh
نَصَرَ,  ضَرَب اِنْكَسَرَ , اِجْتَمَعَ

Pembagian Fi’il Madhi 

Fi’il Madhi terbagi dua, yaitu :

1. Fi’il Madhi Mabni Fa’il atau Ma’lum.

Kenapa di sebut mabni fa’il? Karena fi’il di
isnadkan kepada fa’ilnya

kenapa di sebut mabni ma’lum? Karena fi’il
yang bisa diketahui fa’ilnya

2. Fi’il Madhi Mabni Maf’ul atau Majhul

Kenapa di sebut mabni maf’ul? Karena fi’il di
isnadkan kepada maf’ulnya

Kenapa di sebut mabni majhul? Karena fi’il
yang tidak diketahui fa’ilnya (samar)

Apa ciri Fi’il Madhi Mabni Fa’il atau Ma’lum
itu? Fi’il madhi mabni fa’il atau ma’lum memiliki dua ciri :

  • Difathahkan huruf awalnya apabila
    fi’il tersebut tidak diawali dengan hamzah washol, contoh
    نَصَرَ,  ضَرَب
  • Difathahkan huruf pertama yang
    diberi harkat apabila fi’il tersebut diawali dengan hamzah washol, contoh اِنْكَسَرَ , اِجْتَمَعَ.  Kenapa hamzah washolnya tidak di
    fathahkan juga? Karena
    لِاَنَّهَا زَائِدَةٌ
    تَثْبُتُ فِى الاِبْتِدَاء وَ تَسْقُطُ فِى الدَّرْجِ

Artinya karena hamzah tersebut
hamzah zaidah (hamzah washol) dan hamzah washol apabila berada diawal maka
hamzah tersebut tetap (tidak hilang), sedangkan apabila berada diantara kata
lainnya maka hamzah tersebut hilang.

Di dalam tasrifan 39 bab, fi’il yang di fathahkan
huruf awalnya berjumlah dua puluh tujuh bab. Sedangkan fi’il yang diawali
dengan hamzah washol hanya berjumlah dua belas bab.

Contoh Qiyasan Fi’il Madhi Mabni Ma’lum

Contoh qiyasan fi’il madhi mabni ma’lum
seperti :  
نَصَرَ – نَصَرَا – نَصَرُوْا  yang berjumlah empat
belas qiyasan. Yang empat belas qiyasan terbagi tiga, yaitu :

  1.  Ghaib dan ghaibah berjumlah enam
    qiyasan
  2. Mukhotob dan mukhotobah berjumlah
    enam qiyasan
  3. Mutakalim wahdan dan mutakalim
    ma’al ghoir

Hukum Hamzah Washol

Hamzah terbagi dua yaitu hamzah washol dan
hamzah qoto’. Hamzah washol terbagi dua yaitu:

  1. Hamzah washol yang hukumnya qiyasi yang
    terdapat  dalam fi’il, contoh
    اِنْكَسَرَ – اِجْتَمَعَ – اِحْمَرَّ
  2. Hamzah washol yang hukumnya sama’i  yang terdapat 
    dalam isim, contoh اِبْن – اِبْنَة

Apakah hamzah qoto’ ada yang hukumnya qiyasi
dan sama’i? Tidak, tetapi lazimnya hamzah qoto’ digunakan dalam fi’il sangat
jarang sekali digunakan dalam isim. Mengapa disebut hamzah qoto’? karena hamzah
tersebut terputus pada fi’il mudhori nya. Mengapa terputus? Karena berkumpulnya
dua hamzah pada saat wuqu’ mutakalim wahdah dan hal yang demikian itu termasuk
dalam kalam ghoir fashihat.

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa hukum
hamzah washol terbagi dua yaitu qiyasi dan sama’i. Apa qiyasi itu ? yaitu suatu
hukum yang berasal dari ulama Arab yang telah memiliki ketentuan masing-masing.
Dan apakah sama’i itu?  
وَهُوَ مَا جَاءَ مِنْ كَلَمِ الْعَرَبِ يُحْفَظُ
وَلَا بِقِيَاسٍ عَلَيْهِ

Artinya suatu hukum yang berasal dari ulama
Arab yang mesti di hafal dan tidak boleh di rubah. Mengapa hamzah washol selalu
di tetapkan saat diawal kata?
 لِدَفْعِ ابْتِدَاءِ بِالسَّاكِيْن Artinya
mencegah terjadinya sukun diawal kata. Dan kenapa hamzah washol hilang pada
saat berada diantara kata lainnya?
لِاَنَّهَا زَائِدَة karena sebenarnya hamzah washol merupakan zaidah (tambahan).
Kecuali hamzah yang terdapat pada fa fi’il, hamzah tersebut sama seperti fi’il
shoheh dalam hal sama memakai harkat, contoh
اَفَلَ

Harkat Hamzah Washol

1. Kasroh

  • Lafadz اِنْكَسَرَ
  • Lafadz اِضْرِبْ

2. Dhomah

  • Lafadz اُنْكُسِرَ
  • Lafadz اُنْصُرْ

3. Fathah

  • Lafadz اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ

Tempat Hamzah Washol

  • Fi’il Amar dari fi’il Tsulasi
  • Masdar dari fi’il (lima huruf) dan
    Sudasi (enam huruf)
  • Di dalam alif lam
  • Lafadz اَيْمُنٍ
  • Kalimah isim اِثْنَانِ، اِبْنٌ، اِمْرَاَةٌ

Jadi kesimpulannya huruf hamzah pada dasarnya
terbagi tiga:

  1. Hamzah qotho’
  2. Hamzah washol
  3. Hamzah fa fi’il

Fi’il Madi Mabni Majhul

Apa fi’il mabni majhul itu? الفِعْلُ الَّذِيْ لَمْ يُسَمَّى فَاعلُهُ yaitu fi’il yang tidak
disebutkan fa’ilnya. Mengapa fa’ilnya tidak disebutkan?

  • لِلتَّعْظِيْم artinya karena untuk
    memuliakan, contoh
    اُكْرِمَ زَيدٌ
  • للجَهْل artinya karena tidak
    diketahui, contoh
    خُلِقَ المِقْوَل
  • للعِلْم artinya karena telah
    diketahui, contoh
    خُلِقَ الاَرْضَ
  • للتَّحْقِيْر artinya karena untuk
    menghinakan
    ضُرِبَ زَيدٌ

Asalnya lafadz ضُرِبَ زَيدٌ adalah ضَرَبَ عَمْرو زَيدًا setelah itu dibuang
lafadz
 عَمْرو diganti oleh lafadz زَيد serta hukumnya pun diganti dari asal nashob
menjadi rofa’ seperti lafadz
 عَمْرو (fa’il) sekarang menjadi زَيد ضَرَبَ setelah itu rubah fi’ilnya dari asal mabni
ma’lum menjadi mabni majhul seperti keterangan
ضُمَّ اَوَّلُهُ وَ كُسِرَ مَا قَبْلَ اٰخِرِه artinya di domahkan
huruf awal dan di kasrohkan huruf sebelum akhir, sekarang dibaca
ضُرِبَ زَيدٌ

Fi’il madi mabni majhul terbagi dua:

  1. Di domahkan huruf awalnya dan di
    kasrohkan huruf sebelum akhi, apabila fi’il tersebut tidak diawali dengan
    hamzah washol. Contoh نُصِرَ – يُنْصَرُ mengapa di domahkan?  فَرْقًا بَيْنَ الفَاعِلِ وَ المَفْعُوْلِ artinya untuk membedakan antara mabni
    fa’il dan mabni maf’ul.
  2. Di domahkan huruf yang pertama
    menerima harkat apabila fi’ilnya diawali hamzah washol dan harkat hamzah
    washolnya harus sesuai dengan harkat huruf yang pertama menerima harkat
    tersebut. Contoh اُجْتُمِعَ، اُنْكُسِرَ mengapa
    demikian?
     لاَنَّهَا زَائِدَةٌ atinya karena hamzah
    washol itu zaidah dan hamzah itu menerima harkat.

Di dalam domah dan kasrohnya fi’il madi mabni
maf’ul terbagi dua, yaitu:

1. Dhomah

  • Dhomah lafdzon, seperti dhomahnya huruf nun
    pada lafadz
    نُصِرَ
  • Dhomah Taqdiron, seperti kasrohnya huruf qof
    pada lafadz
    قِيْلَ

2. Kasroh

  • Kasroh 
    lafdzon, seperti kasrohnya huruf sod pada lafadz
    نُصِرَ
  • Kasroh 
    Taqdiron, seperti sukunnya huruf iya pada lafadz
    قِيْلَ

Sekian yang bisa admin jelaskan tentang pembahasan Fi’il Madhi: Pengertian. Pembagian, Dan Contohnya. Semoga bermanfaat bagi kita semua, dan mohon maaf kalau ada kesalahan dalam penulisan atau yang lainnya. Karena yang benar datangnya dari Alloh SWT, dan yang salah dri diri admin peribadi.