MATAN AL JURUMIYAH : BAB AF'AL
MATAN AL JURUMIYAH : BAB AF'AL
Sistem Madrasah - MATAN AL JURUMIYAH : BAB AF'AL - Matan Al-Jurumiyah merupakan karya klasik yang sangat penting dalam bidang ilmu tata bahasa (nahwu) bahasa Arab, yang telah memberikan kontribusi besar dalam pengajaran bahasa Arab di dunia Islam. Salah satu bab yang menjadi pokok pembahasan dalam kitab ini adalah Bab Af'āl (kata kerja), yang membahas mengenai struktur dan kaidah-kaidah kata kerja dalam bahasa Arab. Pemahaman yang mendalam tentang af'āl sangat penting bagi siapa pun yang ingin menguasai bahasa Arab dengan baik, karena kata kerja merupakan bagian integral dari sebuah kalimat yang menghubungkan subjek dengan predikat.
Dalam artikel ini, kami akan mengupas secara tuntas tentang Bab Af'āl dalam Matan Al-Jurumiyah, dengan penjelasan yang sistematis dan mudah dipahami. Melalui pemahaman yang jelas tentang bab ini, diharapkan para pembaca dapat memperdalam ilmu tata bahasa Arab serta meningkatkan kemampuan berbahasa Arab mereka. Kami akan menyajikan pembahasan yang tidak hanya teoretis, tetapi juga aplikatif, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengimplementasikan kaidah-kaidah yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kajian bahasa Arab yang lebih lanjut.
Semoga artikel ini dapat menjadi sumber yang bermanfaat bagi para pelajar, pengajar, dan siapa pun yang ingin menguasai ilmu bahasa Arab dengan cara yang lebih terstruktur dan efektif.
BAB AF'AL
Menurut ulama Basroh Fi’il terbagi tiga yaitu: madhi, mudhore,
amar. Menurut ulama kufah fi’il terbagi dua yaitu: madhi dan mudhore. Kenapa
menurut ulama Kufah fi’il Amar tidak termasuk pembagian fi’il? Yaitu لِاَنَّ
الْاَمْرَ مُشْتَقٌ مِنَ الْمُضَارِعِ
artinya karena fi’il amar terbuat dari fi’il mudhore. Kenapa fi’il nahyi tidak
termasuk pembagian fi’il? Karena fi’il nahyi menyerupai fi’il mudhore.
A. FI’IL MADHI
1.
Pengertian Fi’il Madhi
Apa ta’rif fi’il madhi itu? Yaitu
وَهُوَ مَا دَلَّ عَلَى حَدَثٍ مَضَى و انْقَضَى
Artinya sesuatu yang menunjukan suatu Pekerjaan yang sudah lampau.
contoh نَصَرَ,
ضَرَب اِنْكَسَرَ ,
اِجْتَمَعَ,
tanda yang khusus masuk pada fi’il madhi yaitu ta ta’nis sakinah di
akhir kalimat fi’il madhi. Contoh نَصَرَتْ
2.
Harokah Fi’il
Madhi
a)
Di fathahkan
huruf akhir apabila fi’il madhi tidak bertemu dengan huruf wau jama’ dan dhomir
mutaharik marfu’. Contoh نَصَرَ
b)
Di dhomahkan
apabila akhir fi’il madhi bertemu dengan huruf wau jama’. Contoh نَصَرُوْا
c)
Di sukunkan
apabila fi’il madhi bertemu dengan dhomir mutaharik marfu’. Contoh نَصَرْتُ
3. Pembagian Fi'il Madhi
Fi’il madhi terbagi dua, yaitu :
1.
Fi’il Madhi Mabni Fa’il Atau Ma’lum
Kenapa di sebut mabni fa’il? Karena fi’il di isnadkan kepada
fa’ilnya
Kenapa di sebut mabni ma’lum? Karena fi’il yang bisa diketahui
fa’ilnya
- Difathahkan huruf awalnya apabila fi’il tersebut tidak diawali dengan hamzah washol, contoh نَصَرَ, ضَرَب
- Difathahkan huruf pertama yang diberi harkat apabila fi’il tersebut diawali dengan hamzah washol, contoh اِنْكَسَرَ , اِجْتَمَعَ. Kenapa hamzah washolnya tidak di fathahkan juga? Karena لِاَنَّهَا زَائِدَةٌ تَثْبُتُ فِى الاِبْتِدَاء وَ تَسْقُطُ فِى الدَّرْجِ
Artinya karena hamzah tersebut hamzah zaidah (hamzah washol) dan
hamzah washol apabila berada diawal maka hamzah tersebut tetap (tidak hilang),
sedangkan apabila berada diantara kata lainnya maka hamzah tersebut hilang.
Contoh qiyasan fi’il madhi mabni ma’lum seperti : نَصَرَ - نَصَرَا - نَصَرُوْا yang berjumlah empat belas qiyasan. Yang empat belas qiyasan terbagi tiga, yaitu :
- Ghaib dan ghaibah berjumlah enam qiyasan
- Mukhotob dan mukhotobah berjumlah enam qiyasan
- Mutakalim wahdan dan mutakalim ma’al ghoir
2.
Fi’il Madi Mabni Majhul
kenapa di sebut mabni maf’ul? Karena fi’il di isnadkan kepada
maf’ulnya
kenapa di sebut mabni majhul? Karena fi’il yang tidak diketahui
fa’ilnya (samar)
Apa fi’il mabni majhul itu? الفِعْلُ الَّذِيْ لَمْ يُسَمَّى فَاعلُهُ yaitu fi’il yang tidak disebutkan fa’ilnya. Mengapa fa’ilnya tidak disebutkan?
- لِلتَّعْظِيْم artinya karena untuk memuliakan, contoh اُكْرِمَ زَيدٌ
- للجَهْل artinya karena tidak diketahui, contoh خُلِقَ المِقْوَل
- للعِلْم artinya karena telah diketahui, contoh خُلِقَ الاَرْضَ
- للتَّحْقِيْر artinya karena untuk menghinakan ضُرِبَ زَيدٌ
Asalnya lafadz ضُرِبَ زَيدٌ adalah ضَرَبَ عَمْرو
زَيدًا setelah itu dibuang lafadz عَمْرو diganti oleh lafadz زَيد serta hukumnya pun diganti dari asal nashob
menjadi rofa’ seperti lafadz عَمْرو
(fa’il) sekarang menjadi زَيد ضَرَبَ
setelah itu rubah fi’ilnya dari asal mabni ma’lum menjadi mabni majhul seperti
keterangan ضُمَّ اَوَّلُهُ وَ كُسِرَ مَا قَبْلَ اٰخِرِه artinya di domahkan huruf awal dan
di kasrohkan huruf sebelum akhir, sekarang dibaca ضُرِبَ زَيدٌ
Fi’il madi mabni majhul terbagi dua:
- Di domahkan huruf awalnya dan di kasrohkan huruf sebelum akhi, apabila fi’il tersebut tidak diawali dengan hamzah washol. Contoh نُصِرَ - يُنْصَرُ mengapa di domahkan? فَرْقًا بَيْنَ الفَاعِلِ وَ المَفْعُوْلِ artinya untuk membedakan antara mabni fa’il dan mabni maf’ul.
- Di domahkan huruf yang pertama menerima harkat apabila fi’ilnya diawali hamzah washol dan harkat hamzah washolnya harus sesuai dengan harkat huruf yang pertama menerima harkat tersebut. Contoh اُجْتُمِعَ، اُنْكُسِرَ mengapa demikian? لاَنَّهَا زَائِدَةٌ atinya karena hamzah washol itu zaidah dan hamzah itu menerima harkat.
Di dalam domah dan kasrohnya fi’il madi mabni maf’ul terbagi dua, yaitu:
1. Dhomah
- Dhomah lafdzon, seperti dhomahnya huruf nun pada lafadz نُصِرَ
- Dhomah Taqdiron, seperti kasrohnya huruf qof pada lafadz قِيْلَ
- Kasroh lafdzon, seperti kasrohnya huruf sod pada lafadz نُصِرَ
- Kasroh Taqdiron, seperti sukunnya huruf iya pada lafadz قِيْلَ
B.
FI’IL MUDHORE
1.
Pengertian Fi’il Mudhore
Apa pengertian fi’il mudhore?
Pengertian fi’il mudhore terbagi tiga yaitu:
Menurut lughot: المُشَابِهَةُ
artinya suatu penyerupaan.
Menurut istilah makna : وَهُوَ مَا
دَلَّ عَلَى حَدَثٍ وَقَعَ فِى الزَّمَانِ يَحْتَمِلُ الحَالَ وَالْاِسْتِقْبَالَ artinya suatu
pekerjaan yang menunjukan suatu
perbuatan di masa sekarang dan masa yang
akan datang .
Menurut istilah lafadz : مَا كَانَ فِى
اَوَّلِهِ اِحْدَى الزَّوَائِدِ الاَرْبَعِ
artinya Suatu kalimat yang diwalnya terdapat salah satu huruf zaidah yang empat
(ا ن ي ت).
Mengapa disebut fi’il mudhore? لِمُشَابِهَةِ
بِاسْمِ الفَاعِلِ فِى الحَرَكَاتِ وَالسَّكَنَاتِ artinya karena menyerupai isim fa’il pada
harkat dan sukunnya.
2.
Ciri Fi’il Mudhore
Apa sajaciri fi’il mudhore? Ciri fi’il mudhore yaitu apabila fi’il tersebut diawali dengan salah satu dari empat huruf zaidah.keempat huruf zaidah itu ialah:
- Huruf hamzah (ا) menunjukan mtakalim wahdah (satu orang yang berbicara), contoh اَنْصُرُ artinya saya sedang atau akan menolong
- Huruf nun (ن) menunjukan mutakalim ma’al ghair (orang banyak yang berbicara), contoh نَنْصُرُ artinya kami sedang atau akan menolong
- Huruf ta (ت ) menunjukan mukhotob (orang yang diajak bicara), contoh تَنْصُرُ artinya kamu sedang atau akan menolong
- Huruf ya (ي) menunjukan ghaib (orang yang di bicarakan), contoh يَنْصُرُ artinya dia sedang atau akan menolong
Catatan :
- Huruf zaidah hamzah menunjukan wuqu’ mutakalim wahdah contoh اَنْصُرُ
- Huruf zaidah nun menunjukan wuqu’ mutakalim ma’al ghoir apabila dinisbatkan ( digabungkan) ke hadits (makhluk) contoh نَنْصُرُ dan menunjukan mu’adzhom nafsihi apabila dihubungkan ke Allah contoh نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ.......الخ الآية
- Huruf zaidah ya menunjukan wuqu’ mufrod mudzakar ghoib contoh يَنْصُرُ, tasniah mudzakar ghoib contoh يَنْصُرَانِ , dan jama’ mudzakar ghoib contoh يَنْصُرَوْنَ, selain itu huruf zaidah ya juga menunjukan wuqu’ jama’ muanatsah ghoibah contoh يَنْصُرْنَ
- Huruf zaidah ta menunjukan mufrodah muanatsah ghoibah contoh تَنْصُرُ, tasniah muanatsah ghoibah contoh تَنْصُرَانِ, mufrod mudzakar mukhotob contoh تَنْصُرُ, tasniyah mudzakar mukhotob contoh تَنْصُرَانِ, jama’ mudzakar mukhotob contoh تَنْصُرَوْنَ, mufrodah muanatsah muhotobah contoh تَنْصُرِيْنَ , dan jama’ muanatsah mukhotobah contoh تَنْصُرْنَ
3.
Pembagian Fi’il Mudhore
a.
Zaman fi’il mudhori terbagi tiga yaitu:
1)
Mudhore hal cirinya yaitu apabila fi’il mudhore memakai qorinah (penghubung)
hal contoh يَقُوْمُ
الْآنَ (sekarang dia
sedang berdiri)
2)
Mudhore mustaqbal cirinya
apabila fi’il mudhore memakai qorinah
mustaqbal contoh يَقُوْمُ غَدًا
(besok dia akan berdiri)
3)
Mudhore muhtamal cirinya apabila fi’il mudhoretidak memakai qorinah
hal ataupun mustaqbal contoh يَقُوْمُ (dia sedang/akan berdiri)
Seperti qoidah :
مُضَارِعٌ اِلَى
ثَلَاثَةٍ وُسِم * مُحْتَمِلٌ مُسْتَقْبَلٌ حَلًا وُسِم
Fi’il mudhore
terbagi tiga muhtamal mustaqbal dan hal yang ke tiga
b.
Pembagian Fi’il Mudhore
1)
fi’il Mudhori mabni fai’il terbagi dua yaitu:
a) Difathahkan huruf zaidahnya (huruf ciri mudhori), apabila fi’il
tersebut fi’il tsulasi, khumasi dan sudasi. Contoh يَنْصُرُ
، يَنْكَسِرُ ، يَجْتَمِعُ، يَسْتَخْرِجُ.
Kenapa di fathahkan? لِلتَّخْفِيْفِ artinya supaya ringan
b) Dikasrohkan huruf sebelum akhir fi’il tersebut apabila fi’il tersebut fi’il ruba’i. Yang
dimaksud fi’il ruba’i disini adalah fi’il tsulasi mazid fih atau fi’il ruba’i
mujarod. Contoh يُكْرِمُ ، يُدَحْرِجُ . Kenapa dikasrohkan? فَرْقًا
بَيْنَ الفَاعِلِ وَالمَفْعُوْلِ artinya supaya
beda antara mabni fa’il dan mabni maf’ul
2)
fi’il Mudhori mabni maf’ul terbagi dua yaitu:
a) Didhomahkan huruf zaidahnya (huruf ciri mudhori), contoh يُنْصُرُ
، يُنْكَسَرُ ، يُجْتَمَعُ، يُسْتَخْرَجُ
. Kenapa di dhomahkan ? فَرْقًا بَيْنَ
الفَاعِلِ وَالمَفْعُوْلِ artinya supaya beda antara mabni
fa’il dan mabni maf’ul.
b) Difathahkan huruf sebelum akhir fi’il tersebut , kenapa huruf
sebelum akhir difathahkan? لِيَعْتَدِلَ الضَّمُّ بِالفَتْحِ فى
المُضَارِعِ اَلَّذِي هُوَ اَثْقَلُ مِنَ المَاضى artinya Karena supaya adil harkat dhomah kepada harkat fathah di
dalam fi’il mudhori, karena fi’il mudhori lebih berat dibanding fi’il madhi.
Adapun harokah akhir fi’il mudhore itu wajib rofa’ selamanya
kecuali apabila fi’il mudhore tersebut kemasukan amil nawashib maka wajib di
nashobkan. Atau apabila fi’il mudhore kemasukan amil jawazim maka harokah akhir
fi’il mudhore wajib di jazmkan.
Amil nawshib adalah amil yang suka masuk pada fi’il mudhore yang bertugas menashobkan akhir dari fi’il mudhore yang asalnya rofa’ menjadi nashob. Adapun huruf amil nawashib ada 10, yaitu:
- An (اَنْ) maknanya Masdhariyah (مَصْدَرِيَّة) artinya bahwa. Contoh اَنْ يَنْصُرَ
- Lan (لَنْ) maknanya Nafyul Istiqbal (نَفْيُ الاِسْتِقْبَال ) artinya tidak akan. Contoh لَنْ يَنْصُرَ
- Idzan (اِذَنْ) maknanya Pujaiyah (فُجَائِيَّة ) artinya kalau begitu. Contoh جِئْتُكَ اِذَنْ اُكْرِمَكَ
- Kai (كَيْ) maknanya lita’lil (لِلتَّعْلِيْل ) artinya agar/supaya. Cotnoh كَيْ يَنْصُرَ
- Lam kay (لَام كَيْ) maknanya lita’lil (لِلتَّعْلِيْل )artinya huruf nawasib lam sama maknanya dengan kai, yaitu agar/supaya.( جِئْتُ لِكَيْ اَقْرَأَ (لِاَنْ اَقْرَأَ
- Lam juhud (لَام الجُحُوْدِ) maknanya lilinkar (لِلاِنْكَار) yang di dahului dengan مَا كَانَ dan لَمْ يَكُنْ artinya pengingkaran. Contoh مَا كَانَ لِيَنْصُرَ/لَمْ يَكُنْ لِيَنْصُرَ
- Hatta ( حَتَّى) maknanya ghoyah/litta’lil (غَايَة/لِلتَّعْلِيْل) artinya sehingga. Contoh حَتَّى يَدْخُلَ
- Jawab bil fa (جَوَابُ بِالفَاءِ) maknanya liljawab (لِلْجَوَاب) artinya maka. Contoh اَقْبِلْ فَاُحْسِنَ اِلَيْكَ
- Jawab bil wawi (الوَاو) maknanya liljawab (لِلْجَوَاب) artinya sama dengan makna مَعَ. Contoh اَقْبِلْ وَاُحْسِنَ اِلَيْكَ
- Jawab bil au (اَوْ) sama dengan makna اِلَّا atau اِلَى
Seperti amiil nawashib ketika masuk pada fi’il mudhore menggantikan harokah akhir fi’iil mudhore yang tadinya rofa’ menjadi nashob, begitu juga amil jaawazim apabila masuk pada fi’il mudhore amanya menggantikan harokah rofa’ menjaadi jazm. Addapun huruf aamil jawzim ada 18, yaitu:
- Lam (لَمْ) maknanya Nafi (نَفِى ) artinya tidak. Contoh لَمْ يَلِدْ
- Lama (لَمّا ) maknanya Linafyi (لِلنَّفْيِ ) artinya belum. Contoh لَمَّا يَذُوْقُ الْعَذَابَ
- Alam (اَلَم) maknanya Istifham Nafi (اِسْتِفْهَام نَفِى ) artinya tidaklah. Contoh اَلَمْ نَشْرَحْ
- Alamma (اَلَمّا) maknanya Istifham Nafi (اِسْتِفْهَام نَفِى ) artinya belumkah. Contoh اَلَمَا اُحْسِنَ اِلَيْكَ
- Lamul amri wad-du’a ( لَامُ الاَمْرِ والدُّعَاء) maknanya Amar Du’a/ Lil Amri (لِلْاَمْرِ, اَمَر دُعَاء) artinya hendaknya. Contoh لِيُنْفِقْ ذُوْسَعَةٍ, لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّنَا
- Laa fin-nahyi wad-du’a (لَا فِى النَّهْيِ والدُّعَاء) maknanya Nahyi Du’a/ Linahyi (لِلنَّهْيِ, نَهْيِ دُعَاء) artinya jangan. Contoh لَا تَضْرِبْ, رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا
- In ( اِنْ ) termasuk huruf syarat (حَرْفُ شَرْطٍ) artinya jika. Contoh اِنْ يَقُمْ زَيْدٌ يَقُمْ عَمْرٌو
- Maa (مَا) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya tidaklah. Contoh مَا تَفْعَلْ اَفْعَلْ
- Man (مَنْ) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya siapa. Contoh مَنْ يَقُمْ اَقُمْ
- Mahmaa (مَهْمَا) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya setiap kali. Contoh مَهْمَا تَفْعَلْ اَفْعَلْ
- Idzma (اِذْمَا) termasuk huruf syarat (حَرْفُ شَرْطٍ) artinya jika. Contoh اِذْمَا يَقُمْ اَقُمْ
- Ayyun (اَيٌّ) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya mana saja. Contoh اَيًّا تَضْرِبْ اَضْرِبْ
- Mataa (مَتَى) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya kapan saja. Contoh مَتَى تَاْكُلْ آكُلْ
- Aina (اَيْنَ) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya dimana. Contoh اَيْنَ تَنْزُلْ اَنْزُلْ
- Ayyaana (اَيَّانَ) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya bila mana. Contoh اَيَّانَ تَعْدِلْ اَعْدِلْ
- Anna (اَنَّى) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya dimna saja. Contoh اَنَّى تَجْلِسْ اَجْلِسْ
- Haitsuma (حَيْثُمَا) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya dimna saja. Contoh حَيْثُمَا يَنْصُرْ اَنْصُرْ
- Kaifama (كَيْفَمَا) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya bagaimana pun. Contoh كَيٍفَمَا تَجْلِسْ اَجْلِسْ
Lafadz idzan (اِذًا) termasuk isim syarat khusus
digunakan dalam syair sehingga tidak termasuk kelompok yang 18 diatas. Contoh فَاِذًا تُصِبْكَ خَصَاصَةٌ
C.
Fi’il Amar
Amar
terbagi 3, yaitu :
1.
Amar Bishighot
2.
Amar Bil Adawat
3.
Amar Buniyabah
1.
Pengertian Fi’il Amar
Pada kesempatan kali ini yang akan dibahas adalah amar bishighot .
Apa itu amar bishighot? وَهُوَ كَلِمَةٌ اَفَادَتِ الطَّلَبَ بِذَاتِهَا artinya suatu kata yang memiliki arti
memerintah dengan dirinya sendiri. Dan apakah fi’il amar itu? وَهُوَ طَلَبُ عَمَلِ الْفِعْلِ artinya suatu perintah untuk melakukan
pekerjaan. Amar bishighot sering disebut dengan amar hadir, karena amar hadir
berasal dari fi’il mudhore wuqu’ mukhotob. Tetapi mengapa tidak disebut amar
mukhotob? Alasannya لِاَنَّ الْحَاضِرَ
اَعَمُّ مِنَ الْمُخَاطَبِ
artinya
karena kata hadir lebih umum dibandingkan dengan kata mukhotob.
2.
Harokah Fi’il Amar
a) Di sukunkan, asal harokah fi’il amar adalaah sukun apabila tidak
bertemu dengan alif tasniyah dan wawu jama’. Contoh اُنْصُرْ
b)
Di fathahkan, apabila fi’il amar bertemu dengan alif tasniyah.
Contoh
c)
Di dhomahkan, apabila fi’il amar bertemu dengan wawu jama’. Contoh
3. Cara Membuat Amar bishighot
اَمْرٌ وَ نَهْيٌ اِنْ بِهِ لَامًا تَصِل * اَوْلَا وَسَكِن اِنْ يَصِحْ كَلِتَمِل
اَوْ اَبْقِ مُحَرَّكًا ثُمَّ الْتَزِمْ * بِنَائه مِثْل مُضَارع جُزِم
2). Apabila huruf setelah huruf fi’il mudhore itu di sukunkan, maka caranya dengan membuang huruf ciri mudhorenya saja dan tambahkan hamzah washol diawal fi’il tersebut. Harokah hamzah washol tafsil :
- Harokah hamzah washol di dhomahkan, apabila harokah ‘ain fi’il mudhorenya dhomah. Contoh اُنْصُرْ
- Harokah hamzah washol di kasrohkan, apabila harokah ‘ain fi’il mudhorenya kasroh atau fathah. Contoh اِضْرِبْ، اِفْتَحْ
Asal lafadz اِضْرِبْ di mustaq dari fi’il mudhore wuqu’ mufrod mudzakar mukhotob dari lafadz تَضْرِبُ kemudian tambahkan lam amar untuk menjazmkan akhir fi’il mudhore dan supaya memiliki arti tholabiyah (perintah), sekarang dibaca لِتَضْرِبْ buang kembali lam amarnya karena sudah mencapai tujuan yaitu fi’il tersebut telah jazm dan mempunyai makna tholabiyah (perintah) sekarang dibaca تَضْرِبْ lalu buang huruf mudhorenya. Seperti qoidah :
وَبَدْاَه حذف يَكُ اَمْر حَاضِرِ * وَهَمْزُ اِنْ سُكِنَ تَالِ صَيِّرِ
Sekarang tidak bisa dibaca, karena اِبْتِدَاءُ بِالسَّاكِنْ بِغَيْرِ السَّاكِن artinya karena diawali oleh huruf yang sukun, setelah itu tambahkan hamzah washol yang diberi harokah kasroh untuk menolong huruf yang sukun diawal (supaya bisa dibaca) sekarang dibaca اِضْرِبْ
Sekian yang biasa admin sampaikan tentang pembahasan Bab Af'al dalam kitab Al Jurumiyah. Semoga bermanfaat bagi kita semua, dan mohon maaf kalau ada kesalahan dalam penulisan atau yang lainnya. Karena yang benar datangnya dari Alloh SWT, dan yang salah dri diri admin peribadi