FI'IL LAZIM DAN FI'IL MUTA'ADDI
FI'IL LAZIM DAN FI'IL MUTA'ADDI
Sistem Madrasah - FI'IL LAZIM DAN FI'IL MUTA'ADDI - Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan kesempatan kepada kita untuk terus belajar dan memahami berbagai ilmu pengetahuan. Dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai bahasa Arab, artikel ini akan membahas salah satu topik penting, yaitu Fi'il Lazim dan Fi'il Muta'addi. Kedua jenis fi'il (kata kerja) ini memiliki peran yang sangat fundamental dalam struktur kalimat bahasa Arab, karena memengaruhi cara kalimat dibentuk serta makna yang terkandung di dalamnya.
Fi'il Lazim adalah fi'il yang hanya memerlukan subjek untuk membentuk makna yang lengkap, sedangkan Fi'il Muta'addi memerlukan objek untuk menjelaskan makna secara utuh. Memahami perbedaan dan penggunaan kedua jenis fi'il ini akan sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Arab, baik dalam berbicara, menulis, maupun dalam memahami teks-teks berbahasa Arab.
Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat, serta menjadi sarana untuk memperdalam ilmu pengetahuan kita, khususnya dalam bahasa Arab. Dengan pemahaman yang baik tentang Fi'il Lazim dan Fi'il Muta'addi, kita dapat lebih mudah memahami dan menguasai tata bahasa Arab dengan lebih efektif.
Kami berharap artikel ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan menjadi kontribusi kecil dalam perjalanan pembelajaran bahasa Arab yang terus berkembang. Berikut penjelasan lengkap tentang Fi'il Lazim dan Fi'il Muta'addi di bawah ini.
Fi’il Muta’adi
Pengertian Fi’il Muta’adi
Apabila dilihat dari tarkiban kalamnya (susunn kalimat) fi’il muta’adi yaitu fi’il yang memiliki fa’il(subjek)dn maf’ul bih (objek) . Muta’adi adalaah وَهُوَ الَّذِيْ يَتَعَدّى مِنَ الفَاعِلِ الَى الْمَفْعُوْلِ بِه artinya suatu perbuatan yang terjadi dari fa’l ke maf’ul bihnya, contohnya ضَرَبَ زَيْدٌ عَمْرًا ( Zaid telah memukul Umar). Pada contoh tersebut terdapat kalimah fi’il, fa’il dan maf’ul. Lafadz ضَرَبَ sebagai fi’il (predikat), lafadz زَيْدٌ menjadi fa’il (subjek), dan lafadz عَمْرًا menjadi Maf’ul (objek).
Kalau berhenti di lafadz زَيْدٌ maka kalimah tersebut menjadi tidak sempuna karena tidak dapat di fahami dan akan menimbulkan pertanyaan bagi yang mendengar, yaitu “ziad sudah memukul”, pendengar akan bertanya “apa atau siapa yang di pukul Zaid”? maka dari itu mesti ada maf’ul (objek) yaitu lafadz عَمْرًا.
Fi’il muta’adi sering disebut juga dengan fi’il waqi’, Karena لِوُقُوْعِهِ عَلَى الْمَفْعُوْلِ artinya terjadinya perbuatan di maf’ul bih .selain itu sering disebut juga fi’il mujawiz. Sebabnya adalah لِتَجَوُّزِهِ الْفَاعِلِ artinya karena berlangsungnya perbuatan tersebut dari fa’il.
Fi’il lazim
Pengertian Fi’il lazim
Ta’rif fi’il lazim yaitu وَهُوَ الَّذِيْ لَمْ يَتَجَوّزْ مِنَ الفَاعِلِ الَى الْمَفْعُوْلِ بِه artinya suatu perbuatan yang tidak terjadi dari fa’il ke maf’ul bih, contohnya حَسُنَ زَيْدٌ (Zaid sudah menjadi baik ). Pada contoh tersebut terdapat kalimah fi’il, fa’il. Lafadz حَسُنَ sebagai fi’il (predikat), lafadz زَيْدٌ menjadi fa’il (subjek), dikarenakan fi’il lazim tidak membutuhkan maf’ul (objek) cukup dengan fi’il (predikat) dan fa’il (subjek), maka kalimat tersebut dikatakan kalimat yang sempurna karena sudah dapat di fahami dan tidak menimbulkan pertanyaan lagi bagi yang mendengar.
Alasan disebut fi’il lazim لِلُزُوْمِهٖ عَلَى الْفَاعِلِ وَعَدَمِ انفِكَقِهِ عَنْهُ artinya karena pekerjaan tersebut terjadinya di fail saja dan tidak ada pemisah antara pekerjaan tersebut dengan fa’ilnya .fi’il lazim juga sering disebut sebagai fi’il ghoir waqi لِعَدَمِ وُقُوْعِهِ عَلَى الْمَفْعُوْلِ بِه artinya karena tidak terjadinya pekerjaan di maf’ul bih.
Selain muta’adi dan lazim ada pula hokum fiil yang ihtimal وَهُوَ مَا يُنْتَسَبُ بَيْنَ الْمُتَعَدِّى و اللَّازِمِ Artinya fiil yang bias muta’adi dan juga bias lazim, contohnya yang muta’adi اجتمعت به artinya bertemu dengannya atau menjumpainya. Contoh yang Lazim اِجْتَمَعَ زَيْدٌ وَ عَمْرٌ artinya Zaid dan Umar sudah berkumpul.
Jadi kesimpulannya fi’il terbagi menjadi tiga yaitu fi’il muta’adi ,fi’il lazim dan fi’il ihtimal.
Cara Memuta’adikan Fi’il lazim
Tata cara
memuta’adikan fi’il lazim yaitu apabila fi’il tsulasi ingin dimuta’adikan maka
tata cara memuta’adikannya ada tiga cara yaitu:
- Dengan hamzah contoh اَكْرَمَ asal lafadz كَرُمَ Di muta’adikan dengan Hamzah
- Dengan tadh’iful ‘ain contoh فَرَّحَ asal lafadz فَرِح Di muta’adikan dengan Tadh’if
- Dengan huruf jar contoh مَرَرْتُ بِزَيْدٍ Di muta’adikan dengan Haraf Jar
Bagaimana apabila yang dimuta’adikan itu selain fi’il tsulasi? Maka cara memutaadikannya hanya biasa dengan satu cara yaitu dengan huruf jar saja.
Sekian yang bisa admin jelaskan tentang pembahasan Fi'il Lazim dan Muta'addi. Semoga bermanfaat bagi kita semua, dan mohon maaf kalau ada kesalahan dalam penulisan atau yang lainnya. Karena yang benar datangnya dari Alloh SWT, dan yang salah dri diri admin peribadi.